BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dewasa ini, banyak dari kita yang tidak mengetahui tentang kebijakan moneter. Pengertiannya, macam-macamnya, bagaimana terjadinya kebijakan moneter dan lain-lain. Padahal sebenarnya kebijakan moneter sangat penting didalam hidup kita karena mau tidak mau kita harus tahu bagaimana pemerintah mengatur persediaan uang. Disuatu setiap Negara mempunyai kebijakan moneter yang berbeda-beda tergantung dari Negara itu tersebut. Kebijakan moneter juga sangat berpengaruh pada perekonomian setiap Negara. Maka dari itu sebelum kita membahas lebih jauh tentang kebijakan moneter, macam-macamnya, mengapa terjadinya kebijakan moneter, kita lebih baik menganalisa terlebih dahulu didalam makalah ini. Dengan pembuatan makalah ini diharapkan kita dapat mengetahui tentang apa saja mengenai kebijakan moneter. Kita juga dapat mengetahui kebijakan moneter dinegara kita sendiri. Selain itu, kita pun juga dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan dari adanya kebijakan moneter.
1.2 RUMUSAN MASALAH
- Apa pengertian dari kebijakan moneter?
- Sebutkan ciri-ciri suatu Negara yang rentan terhadap krisis moneter?
- Apa saja macam-macam dari kebijakan moneter?
- Apa tujuan dari kebijakan moneter?
- Sebutkan dan jelaskan golongan dari kebijakan moneter?
- Apa saja yang menyebabkan terjadinya kebijakan moneter?
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT
- Dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama dalam kelompok dengan baik.
- Memberi pelatihan berbasis kompetensi untuk mengembangkan keterampilan mengamati dan mendokumentasikan semua aspek yang berkaitan dengan pasar oligopoli.
- Mengetahui pengertian dari kebijakan moneter.
- Mengetahui ciri-ciri suatu Negara yang rentan terhadap krisis moneter.
- Mengetahui macam-macam dari kebijakan moneter.
- Mengetahui tujuan dari kebijakan moneter.
- Mengetahui golongan-golongan dari kebijakan moneter.
- Mengetahui penyebab terjadinya kebijakan moneter.
BAB II
TEORI
Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah Negara untuk mencapai tujuan tertentu, seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, “margin requirement”, kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha melalui negoisasi dengan pemerintahan lain.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan)dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sector perbankan, yang kemungkinan ditransfer pada sector riil.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan anatara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang. Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrument sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan luikiditas.
Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. Kebijakan moneter ekspansif/monetary expansive policy
Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang edar.
2. Kebijakan moneter kontraktif/monetary contractive policy
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy).
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrument kebijakan moneter yaitu antara lain:
1. Operasi pasar terbuka (Open market operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government security). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintahan akan membeli surat berharga pemerintah. Namaun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SPBU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto (Discount Rate) adalah pengaturan jumlah uang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
3. Rasio cadangan wajib (Reserve Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan oleh pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikan rasio.
4. Himbauan moral (moral persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan member himbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam undang-undang No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia. Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah anatara lain adalah kestabilan terhadap barang-barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter (inflation targeting framework) dengan menganut nilai system tukar yang mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan system keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.
Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh pemerintah. Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan instrument-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka dipasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskontro, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian dari kebijakan moneter
Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah Negara untuk mencapai tujuan tertentu, seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera atau upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga.
3.2 Ciri-ciri suatu Negara yang rentan terhadap krisis moneter
Ciri-ciri suatu nrgara yang rentan terhadap krisis moneter adalah apabila Negara tersebut:
1.Memiliki jumlah hutang luar negeri yang cukup besar.
2.Mengalami inflasi yang tidak terkontrol.
3.Defisit neraca pembayaran yang besar.
4.Kurs pertukaran mata uang yang tidak seimbang.
5.Tingkat suku bunga yang diatas karyawan.
3.3 Macam-macam kebijakan moneter
1. Operasi pasar terbuka (Open market operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government security). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintahan akan membeli surat berharga pemerintah. Namaun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SPBU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto (Discount Rate) adalah pengaturan jumlah uang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
3. Rasio cadangan wajib (Reserve Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan oleh pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikan rasio.
4. Himbauan moral (moral persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan member himbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
3.4 Tujuan dari kebijakan moneter
Tujun dari kebijakan moneter adalah sebagai berikut ini:
1. Menjaga kestabilan ekonomi artinya pertumbuhan arus barang dan jasa seimbang dengan pertumbuhan arus barang dan jasa yang tersedia.
2. Menjaga kestabilan harga yaitu harga suatu barang merupakan hasil interaksi antara jumlah uang yang beredar dengan jumlah uang yang tersedia dipasar.
3. Meningkatkan kesempatan kerja yaitu pada saat perekonomian stabil pengusaha akan mengadakan investasi untuk menambah jumlah barang dan jasa sehingga adanya investasi akan membuka lapangan kerja baru sehingga memperluas kesempatan kerja mayarakat.
4. Memperbaiki neraca perdagangan kerja masyarakat yaitu dengan jlan meningkatkan ekspor dan mengurangi impor dari luar negeri yang masuk kedalam negeri atau sebaliknya.
3.5 Golongan-golongan dari kebijakan moneter
Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. Kebijakan moneter ekspansif/monetary expansive policy
Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang edar.
2. Kebijakan moneter kontraktif/monetary contractive policy
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy).
3.6 Penyebab terjadinya kebijakan moneter
Kebijakn moneter terjadi karena adanya inflasi. Inflasi itu sendiri adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai factor, antara lain konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas dipasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar