Rabu, 30 Maret 2011

Manusia dan Kebudayaan

Manusia dan kebudayaan
   Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan memiliki kodrat yang berbeda dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya, yaitu memiliki akal budi untuk berfikir dan menyeleksi, dan menggunakan sebaik-baiknya alam ciptaan Tuhan. Manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam hidup dan manusia tidak bisa hidup mandiri tanpa bantuan orang lain sehingga manusia disebuat sebagai makhluk sosial. Kebudayaan sendiri adalah suatu aktifitas yang dibuat dan diciptakan manusia dari turun temurun sehingga kebudayaan itu melekat pada setiap manusia. Manusia dan kebudayaan memiliki hubungan yang sangat erat.
   Manusia Indonesia dalam hal kebudayaan saat ini mengalami berbagai rintangan dan halangan karena manusia Indonesia yang harus mau tidak mau menerima kebudayaan asing yang masuk lewat globalisasi. Bukan hanya dalam hal pendidikan saja tetapi ekonomi, politik dan lain-lain termasuk dalam hal kebudayaan, manusia Indonesia harus bisa beradaptasi dengan kebudayaan asing. Dalam hal ini teknologi informasi dan komunikasi yang masuk ke Indonesia juga merubah kebudayaan Indonesia baik kebudayaan nasional maupun kebudayaan yang ada disetiap daerah Indonesia. Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan manusia Indonesia untuk beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan perilaku yang cenderung kebarat-baratan. Hal tersebut dapat kita lihat dengan seringnya remaja putra/putri Indonesia keluar-masuk diskotik ataui tempat hiburan lainnya yang bukan termasuk kebudayaan Indonesia. Bukan hanya itu saja perilaku pun menjadi menyimpang dan
sering melahirkan komunitas sendiri terutama dikota-kota besar dan metropolitan. Kita dapat menyimpulkan bahwa pancasila bukan menjadi pedoman hidup manusia Indonesia lagi. Kasus penyimpangan lainnya juga masih ada seperti penyalah gunaan narkoba, berbagai bentuk kategori pelacuran dan lainnya yang membuktikkan bahwa tak lepas dari ketidakmampuan manusia Indonesia dalam beradaptasi sehingga masih bersikap "latah" terhadap kebudayaan asing yang melenyapkan inovasi dalam beradaptasi dengan budaya asing sehingga melahirkan bentuk akulturasi. Bila dilihat dengan teliti hal tersebut mungkin dikarenakan ciri-ciri manusia Indonesia lama yang masih melekat seperti percaya mitos dan mistik, percaya takhyul suka meniru dan rendahnya etos kerja dan lain sebagainya yang bisa menjadi akibat terlambatnya akulturasi (percampuran dua/lebih kebudayaan yang dalam percampurannya masing-masing unsurnya lebih tampak). Sikap etnosentrime (kecenderungan setiap kelompok untuk
percaya begitu saja akan keunggulan/superioritas kebudayaannya sendiri) dan sikap senosentrisme (sikap yang lebih menyenangi pandangan/produk asing) merupakan hal selanjutnya yang dapat menghambat terwujudnya kebudayaan nasional untuk kemajuan bangsa dan negara.
   Melihat begitu besarnya pengaruh kebudayaan asing yang masuk ke negara Indonesia membuat kita manusia Indonesia seharusnya bisa beradaptasi cepat dan baik terhadap kebudayaan asing khususnya kebudayaan yang ada disetiap daerah karena kalau kita manusia Indonesia hanya mengikuti alur saja kita manusia Indonesia kemungkinan dapat tergeser dan bisa-bisa dianggap karena rapuhnya kebudayaan itu sendiri dan akhirnya lamban laun kebudayaan Indonesia pun akan habis tergeser akan budaya asing. Tidak ada kata terlambat, maka dari itu mari lah manusia Indonesia belajar beradaptasi terhadap kebudayaan asing yang saat ini masih sangat besar pengaruhnya. Tetaplah berpegang teguh terhadap kebudayaan Indonesia supaya tidak terhapus oleh waktu. Bukan hanya rakyat Indonesia saja yang memelihara kebudayaan ini tetapi peran pemerintah pun sangat berpengaruh karena kita dapat memperlihatkan kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia kepada negara-negara lain sehingga
kebudayaan Indonesia pun dapat diakui oleh negara-negara lain. Maka, mulai lah dari sekarang kita jaga kebudayaan Indonesia dari arus globalisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar